Pertengkaran di dalam sebuah hubungan itu sebenarnya ibarat bumbu yang bisa membuat ikatan pasangan menjadi lebih ‘sedap’. Yaah, asal masih dalam batas wajar dan nggak disebabkan orang ketiga ya.
Penyebab pertengkaran antar pasangan sendiri sebagian besar, dari pengalaman pribadi, gara-gara kesalahpahaman dari salah satu pihak saat menerima tanggapan dari pasangan. Ditambah lagi kondisi badan yang lagi capek dan pikiran stres mikir kerjaan, seseorang bisa salah mengartikan apa yang dikatakan oleh pasangannya. Belum lagi kalau pasanganmu gampang curiga dan mudah cemburu. Komplet dah!
Biar ada gambaran, mungkin video di bawah ini bisa mewakili apa yang saya maksudkan.
Entah prasangka apa yang melatarbelakangi kemarahan si ibu saat mengetahui si ayah membelikan permen untuk anaknya. Bisa jadi si ibu gemas karena si ayah sering beli sesuatu tanpa sepengetahuannya. Atau boleh jadi takut gigi anaknya rusak karena terlalu banyak makan permen.
Sebaliknya, si ayah yang baru datang dari kerja langsung kena semprot si ibu. Apalagi kalau di kantor banyak tekanan yang bikin capek dan stres, terus pas sampai rumah kena marah. Ya wajar kalau si ayah langsung meledak kayak gitu. Padahal tujuan dia itu simpel: hanya ingin menyenangkan anaknya.
Alhasil mereka berdua jadinya bertengkar, adu argumen, dan bisa-bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Nah, apabila kamu mengalami situasi yang mirip-mirip dengan video di atas, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
1. Tenangkan diri
Usahakan langsung kabur dari lokasi untuk menenangkan diri. Kamu bisa tarik-hembuskan nafas dalam-dalam supaya lebih cepat tenang.
2. Minta maaf
Nggak peduli siapa yang salah, minta maaflah terlebih dahulu ke pasanganmu. Kesampingkan ego dan beranikan diri untuk meminta maaf meski sebenarnya kamu nggak merasa salah.
3. Ucapkan kata ajaib
Ada kemungkinan permintaan maafmu nggak digubris. Oleh karena itu, sembari meminta maaf coba ucapkan “Yang ingin aku ungkapkan tadi itu sebenarnya…”
Kalau pakai contoh di atas mungkin bisa jadi gini.
Versi ibu: “Yang ingin aku ungkapkan tadi itu sebenarnya jangan gampang menuruti keinginan anak, kalau pun dia meminta sesuatu kan bisa ngomong dulu sama aku.”
Versi bapak: “Yang ingin aku ungkapkan tadi itu sebenarnya jangan langsung membentak, apalagi di hadapan anak-anak. Aku juga capek habis kerja, makanya diomongkan baik-baik kan bisa.”
Meski sederhana, hal tersebut kebanyakan sukses saat diterapkan. Ini dikarenakan semarah-marahnya pasangan kamu, rasa marah dia masih akan kalah dengan rasa cinta yang terjalin di antara kalian berdua. Kata-katanya menjijikan ya? Ya mau gimana lagi, memang begitulah adanya.
Ingat juga untuk ucapkan kalimat ajaib tersebut dengan tenang ya.